Apa Itu Capital Gain

Apa Itu Capital Gain dan Bagaimana Cara Mendapatkannya dari Investasi

Bagi kamu yang tertarik terjun ke dunia investasi saham, reksa dana, atau properti, istilah “capital gain” pasti sering muncul.
Namun, tidak semua investor pemula memahami apa sebenarnya makna dari capital gain dan bagaimana keuntungan ini bisa diperoleh secara konsisten.

Artikel ini akan membahas secara lengkap, sistematis, dan edukatif tentang pengertian capital gain, cara menghitungnya, serta contoh nyata penerapannya di dunia investasi Indonesia.

Pengertian Capital Gain

Secara sederhana, capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli suatu aset investasi.
Dengan kata lain, kamu mendapatkan capital gain ketika menjual aset (seperti saham atau properti) dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya.

Contohnya:
Kamu membeli saham PT Telkom Indonesia (TLKM) di harga Rp4.000 per lembar, lalu menjualnya di harga Rp4.500 per lembar.
Selisih Rp500 tersebut adalah capital gain.

Jadi, capital gain merupakan sumber keuntungan utama dalam investasi berbasis pertumbuhan nilai aset.

Perbedaan Capital Gain dan Dividen

Banyak investor pemula sering keliru membedakan antara capital gain dan dividen.
Keduanya sama-sama menghasilkan uang, tetapi sumbernya berbeda.

  • Capital Gain: berasal dari kenaikan harga aset (harga jual > harga beli).
  • Dividen: berasal dari pembagian laba perusahaan kepada pemegang saham.

Dengan memahami perbedaan ini, investor bisa menyusun strategi yang sesuai apakah ingin fokus pada pertumbuhan nilai (capital gain) atau pendapatan rutin (dividen).

Jenis-Jenis Capital Gain

Secara umum, capital gain dibagi menjadi dua jenis utama:

  1. Realized Capital Gain
    Terjadi saat aset benar-benar dijual dan keuntungan sudah terealisasi.
    Misalnya, kamu menjual saham BBRI dengan harga lebih tinggi dari harga beli.
  2. Unrealized Capital Gain (Paper Gain)
    Terjadi ketika harga aset naik, tetapi kamu belum menjualnya.
    Keuntungan ini masih bersifat sementara dan bisa berubah sewaktu-waktu sesuai kondisi pasar.

Edukasi: Mengapa Capital Gain Penting dalam Investasi

Memahami konsep capital gain sangat penting karena menjadi indikator utama keberhasilan investasi jangka panjang.
Investor profesional menjadikan capital gain sebagai tolok ukur performa portofolio mereka.

Beberapa alasan mengapa capital gain penting:

  • Memberi keuntungan lebih tinggi dibanding bunga tabungan.
  • Menjadi sumber pendapatan pasif bila dikelola dengan strategi yang benar.
  • Meningkatkan nilai kekayaan bersih (net worth) dari waktu ke waktu.

Cara Menghitung Capital Gain

Rumus dasar untuk menghitung capital gain adalah:

Capital Gain = Harga Jual – Harga Beli

Contoh:
Kamu membeli saham BCA (BBCA) di harga Rp9.000 per lembar dan menjualnya di Rp10.500.
Maka:

Capital Gain = Rp10.500 – Rp9.000 = Rp1.500 per lembar

Jika kamu memiliki 10 lot (1.000 lembar), maka total keuntungan:

Rp1.500 x 1.000 = Rp1.500.000

Faktor yang Mempengaruhi Capital Gain

Beberapa faktor yang memengaruhi besarnya capital gain antara lain:

  1. Kinerja Perusahaan (Fundamental)
    Perusahaan dengan kinerja keuangan yang baik cenderung memiliki saham yang terus meningkat nilainya.
  2. Kondisi Ekonomi dan Politik
    Situasi ekonomi global atau kebijakan pemerintah dapat memengaruhi harga saham di bursa.
  3. Sentimen Pasar
    Pergerakan harga saham sering kali dipengaruhi oleh emosi pasar seperti fear & greed.
  4. Waktu Investasi
    Semakin lama periode investasi, potensi capital gain yang dihasilkan bisa semakin besar (terutama pada saham bertumbuh).

Studi Kasus: Capital Gain di Pasar Saham Indonesia

Berikut lima contoh nyata dari saham-saham Indonesia yang sering menghasilkan capital gain tinggi bagi investor jangka panjang.

1. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA)

Saham BBCA dikenal memiliki pertumbuhan harga stabil selama lebih dari 10 tahun terakhir.
Pada tahun 2010, harga saham BBCA masih di kisaran Rp5.000 per lembar. Kini (2025), harganya sudah mencapai lebih dari Rp9.000.

Edukasi:
Investor yang membeli 100 lot (10.000 lembar) BBCA pada 2010 dengan harga Rp5.000 telah mendapatkan capital gain lebih dari Rp40 juta tanpa menghitung dividen.

2. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI)

BBRI merupakan saham dengan kapitalisasi besar dan pembagian dividen rutin.
Namun, capital gain-nya juga sangat menarik.

Harga saham BBRI tahun 2010 sekitar Rp3.000 per lembar, sedangkan kini mencapai lebih dari Rp5.500.
Kenaikan lebih dari 80% dalam satu dekade, belum termasuk dividen tahunan.

3. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR)

Saham UNVR mengalami fluktuasi, tetapi bagi investor yang membeli pada harga rendah (misalnya Rp4.000) dan menjual di Rp7.000, potensi capital gain mencapai 75%.

Edukasi:
Investor yang memanfaatkan momentum pasar saat pandemi 2020 (harga sempat turun drastis) berhasil mendapatkan keuntungan besar hanya dalam 2–3 tahun.

4. PT Astra International Tbk (ASII)

ASII adalah contoh saham cyclical yang memberi peluang capital gain tinggi ketika ekonomi tumbuh.
Investor yang membeli saham ASII saat krisis 2020 di harga Rp3.000 per lembar dan menjualnya di Rp6.000, meraih capital gain 100%.

5. PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM)

Saham TLKM cocok untuk investor jangka panjang dengan profil risiko moderat.
Harga saham TLKM cenderung stabil dan mengalami kenaikan bertahap dari Rp2.800 menjadi Rp4.500 dalam beberapa tahun.

Manfaat Capital Gain bagi Investor

  1. Meningkatkan Nilai Kekayaan
    Setiap kenaikan harga aset langsung menambah nilai portofolio investor.
  2. Memberikan Fleksibilitas Keuangan
    Investor bisa menjual aset kapan pun untuk merealisasikan keuntungan.
  3. Menjadi Sumber Keuntungan Pasif
    Dengan strategi yang baik, investor dapat menghasilkan income rutin dari jual-beli aset.
  4. Mengalahkan Inflasi
    Capital gain dari investasi saham biasanya jauh melebihi tingkat inflasi tahunan.

Strategi Mendapatkan Capital Gain Secara Konsisten

Untuk memperoleh capital gain yang optimal, dibutuhkan strategi matang.
Berikut pendekatan yang biasa digunakan investor profesional:

  1. Analisis Fundamental Perusahaan
    Pilih perusahaan dengan kinerja keuangan sehat, laba tumbuh, dan manajemen terpercaya.
  2. Analisis Teknikal untuk Timing
    Gunakan grafik harga (chart) untuk menentukan kapan saat terbaik membeli dan menjual.
  3. Diversifikasi Portofolio
    Jangan taruh semua modal di satu saham. Sebar risiko di berbagai sektor.
  4. Investasi Jangka Panjang (Buy and Hold)
    Semakin lama kamu menahan saham berkualitas, semakin besar peluang capital gain yang stabil.

Edukasi: Risiko Capital Loss

Tidak semua investasi menghasilkan capital gain. Jika harga jual lebih rendah dari harga beli, kamu mengalami capital loss.
Misalnya, kamu membeli saham Rp5.000 dan menjualnya di Rp4.000 → rugi Rp1.000 per lembar.

Namun, risiko ini bisa diminimalkan dengan analisis dan manajemen risiko yang baik.

Studi Kasus: Investor yang Sukses dari Capital Gain

  1. Warren Buffett (Investor Global)
    Ia mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari capital gain hasil investasi jangka panjang di perusahaan seperti Coca-Cola dan Apple.
  2. Investor Indonesia (Contoh: Lo Kheng Hong)
    Sering dijuluki “Warren Buffett Indonesia,” Lo Kheng Hong berhasil mendapatkan capital gain luar biasa dari saham PT United Tractors yang dibelinya di harga rendah saat krisis.

Pelajaran:
Kunci sukses capital gain adalah kesabaran, pemahaman fundamental, dan disiplin strategi.

Edukasi: Bagaimana Investor Bisa Mulai Mendapatkan Capital Gain

Langkah-langkah praktis untuk mulai menghasilkan capital gain di pasar saham:

  1. Buka Rekening Saham di Sekuritas Terpercaya
    Misalnya IndoPremier, Mirae Asset, Bibit, atau Ajaib.
  2. Setor Dana ke Rekening Dana Nasabah (RDN)
  3. Analisis Saham yang Potensial Memberi Capital Gain
    Gunakan aplikasi sekuritas untuk melihat grafik dan laporan keuangan.
  4. Beli Saham dan Tentukan Target Harga Jual
    Misalnya, targetkan keuntungan 15–20% dari harga beli.
  5. Jual Saat Harga Mencapai Target atau Terjadi Sinyal Teknis

Mulai Investasi Saham Sekarang →

Kesimpulan

Capital gain adalah keuntungan dari selisih antara harga jual dan harga beli aset investasi.
Konsep ini menjadi inti dari strategi investasi jangka panjang di pasar saham, reksa dana, dan properti.

Dengan memahami cara menghitung, faktor yang memengaruhi, serta strategi mengelola risiko, investor dapat memaksimalkan peluang untuk meraih keuntungan yang konsisten.

FAQ tentang Capital Gain

1. Apa itu capital gain dalam saham?
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh saat kamu menjual saham dengan harga lebih tinggi dari harga beli.

2. Apakah capital gain selalu bisa diperoleh dari setiap investasi?
Tidak. Capital gain bergantung pada kinerja aset dan kondisi pasar. Jika harga turun, bisa terjadi capital loss.

3. Apakah capital gain dikenakan pajak di Indonesia?
Ya. Setiap transaksi saham di BEI sudah otomatis dipotong pajak final sebesar 0,1% dari nilai transaksi penjualan.

Similar Posts